Batik Danar Hadi, Dibuat Atas Nama Cinta

Selamat beraktivitas Sobat Batik di seluruh Indonesia. Bahagia sekali rasanya saya bisa tetap aktif menuliskan sesuatu yang sesuai passion atau gue banget. Bagaimana kalau kali ini kita bahas Batik Danar Hadi Solo yang terkenal itu?

Oh, ya, sebelumnya boleh dong saya cerita sedikit. Saat SMA saya kurang begitu suka dengan batik. Namun saat kuliah di Solo, saya mulai mendengar bahkan melihat orang-orang membatik. Lalu ada gerai batik dan sedikit banyak hal itu memunculkan ketertarikan saya akan batik.

Saya juga sudah mendengar nama besar Batik Danar Hadi. Namun baru sebatas tahu. Semakin hari, hingga hari ini akhirnya saya begitu mengagumi setiap karya batik.

Siapa dibalik Batik Danar Hadi ialah H. Santosa Doellah SE, yang lahir di Solo, Jawa Tengah 7 Desember 1941. Ia merupakan anak kelima pasangan Dr Doellah dan Hj Fatimah Wongsodinomo. Sarjana ekonomi Universitas Padjadjaran ini mengenal batik sejak usianya 15 tahun, belajar dari kakeknya R.H.Wongsodinomo.

Pada tahun 1967, Santosa Doellah menikah dengan Danarsih Hadipriyono yang juga kelahiran Solo, 26 September 1946. Dari pernikahan ini lahirlah Diah Kusuma Sari Santosa (meninggal dalam kecelakaan lalu lintas), Diana Kusuma Dewati Hariyadi, Dewanto Kusuma Wibowo, dan Dian Kusuma Hadi.

Sejarah Batik Danar Hadi

danar hadi
Foto - danarhadibatik.com
Sejarah Batik Danar Hadi Solo berawal dari tahun 1967, saat itu Doellah memiliki 20 pembatik. Keputusannya membuka batik mendepatkan persetujuan istrinya, Danarsih.

Mengapa Santosa mengambil nama merek batiknya Danar Hadi, ternyata ada cinta yang mendalam di sana. Danar merupakan nama istrinya (Danarsih) sedangkan Hadi tak lain nama depan mertuanya yaitu Hadipriyono.

Bayangkan Sobat Batik, usaha yang diawali dengan cinta, dikerjakan dengan cinta terbukti mampu bertahan di setiap tataran zaman. Bisa saja Santosa menggunakan nama lain, namun ia lebih memilih menanamkan sebentuk cinta dan kasih sayang serta penghormatan kepada orang-orang yang dicintainya.

Modalnya Hadiah Pernikahan

danar hadi solo
Foto - danarhadibatik.com
Meski mengawali dengan modal, kakek-nenek Santosa pun memberikan berupa 29 pak kain mori jadi dan 174 lembar kain batik. Santoso beruntung karena keluarga istrinya juga pembatik. dengan demikian ia dan istrinya memiliki kesamaan.

Sementara ke-20 orang yang dipekerjakan terdiri dari pembatik, pencelup dan penggambar motif. Produk yang pertama dikeluarkan Danar Hadi ialah Batik Tulis Wonogiren.

Tak disangka, produk perdana ini ternyata laku di pasaran. Orang-orang pun mulai mengenal Danar Hadi.

Melihat ceruk yang melebar, Santosa mengembangkan industri batiknya sekaligus meningkatkan kemampuan produksi batik yang makin diminati pasar.

Pada tahun 1968 Santosa membuka perkampungan batik. Padahal kala itu belum ada kampung-kampung batik sesemarak saat ini. Namun Santosa sudah melakukannya sehingga kampung tersebut menjadi sentra industri kerajinan batik.

Untuk memudahkan pengelolaan, perkampungan yang dipilih ada di dekat rumah Santosa. Kampung batik ini dikelola oleh PT. Batik Danar Hadi.

Baca juga : Sandal Keren Asli Indonesia

Danar Hadi Meluas

Batik-batik yang diproduksi Santosa terus dicari konsumen. Kemudian pada 1970 Santosa mendirikan sentra usaha batik di Masaran, Sragen, Jawa Tengah.

Ekspansi usahanya terus berlanjut. tak hanya di Solo dan Sragen, yang mengandalkan para pembatik dari Bayat, Klaten, Plupuh, Sragen, dan Sukoharjo.

Pada tahun 1975, Danar Hadi juga membuka cabang pembatikan hingga Pekalongan dan Cirebon. Santosa mendirikan sentra usaha batik di Pekalongan untuk memproduksi berbagai jenis dan motif batik. Pendirian sentra usaha batik ini tidak lepas dari adanya tuntutan pasar sejalan dengan makin meluasnya penggunaan kain batik untuk pakaian.

Hal itu juga sangat terkait dengan mulai masuknya kain batik ke dunia mode (fashion). Khususnya penggunaan kain batik dalam pembuatan kemeja pria dan berbagai pakaian wanita mulai dari atasan, rok/gaun, baju pesta dan lain-lain.

Rambah Fashion Show dan Membesar

danar hadi jogja
Outlet Batik Danar Hadi di Jogja, didesain istimewa untuk mengangkat citra batik. Foto - danarhadibatik.com
Lantaran tahu benar ilmunya mengembangkan sebuah usaha, Santosa akhirnya mulai menggelar sejumlah kegiatan peragaan busana (fashion show). tantu saja bahan yang digunakan ialah Batik Danar Hadi.

Tak tanggung-tanggung, peragaan busana batik dilakukan Santosa hingga hotel di Singapura, selain tentu saja Hotel Indonesia dan Hotel Borobudur Jakarta.

Danar Hadi benar-benar menggila. Pada tahun 1975 juga, Santosa pun mulai melirik bisnis ritel kain dan pakaian jadi batik dengan membuka sejumlah outlet seperti di Jalan Raden Saleh dan kawasan Tebet, Jakarta. Lalu ada juga gerainya di Jalan Melawai Raya dan Jalan Wijaya I.

Kalau sekarang, jangan tanya. Outlet Batik Danar Hadi sudah merambah hingga Semarang, Yogyakarta, Medan, Surabaya, Bali. Usaha batik Danar Hadi lantas merambah industri hulu pertenunan, pemintalan benang, dan garmen.

Danar Hadi menguasai produksi batik dari hulu ke hilir. Tahun 1981 Santosa mendirikan perusahaan tenun dan finishing PT. Kusumahadi Santosa.

Tahun 1990 ia mendirikan perusahaan pemintalan benang katun (Spinning) PT. Kusuma Putra Santosa yang dilengkapi dengan mesin-mesin mutakhir buatan Eropa dan Jepang. Setahun kemudian, ia mendirikan usaha garmen PT. Kusuma Putri Santosa dan usaha furnitur Jawi Antik.

Bahkan Santosa pun membuka sejumlah outlet di luar negeri, seperti di Singapura dan di Jeddah. Kegiatan eskpor batik pun sudah digeluti Santosa sejak lama dan kini sudah ada pembeli tetap berbagai produk batik Danar Hadi di luar negeri.

Kegiatan ekspor batik yang kini dilakukan Santosa tak hanya mengalir ke sejumlah negara di Asia. Melainkan sudah ke Amerika Serikat, Italia dan Jepang.

Perkembangan usaha yang didirikan Santosa akhirnya berimbas ke jumlah karyawannya. Awalnya yang hanya 20 orang menjadi 1.000-an karyawan.

Gaet Perancang dan Sejumlah Penghargaan

Sejumlah penghargaan yang diterima Batik Danar Hadi. Foto - danarhadibatik.com
Demikian juga dengan Batik yang semula hanya dibuat secara tradisional atau manual dengan tangan menggunakan canting berkembang menjadi batik cap dan batik printing.

Dengan begitu, kebutuhan batik semua lapisan masyarakat terpenuhi. Agar bisa selalu memenuhi selera pasar, Danar Hadi bekerja sama dengan para perancang busana ternama di negeri ini. Inilah hebatnya Danar Hadi.

Santosa bahkan memugar bangunan Dalem Wuryaningratan yang dibelinya dan mendirikan Museum Batik Kuno Danar Hadi di sebelah timur Dalem. Kompleks ini setelah dilengkapi Soga Resto and Café lantas dinamakan House of Danar Hadi dan menjadi alternatif tujuan wisata di Solo.

Pada tahun 2012, Institut Seni Indonesia Surakarta menyematkan gelar "Empu Batik" kepada Santosa, atas jasa-jasanya dalam menciptakan motif batik. melestarikan batik dan memajukan industri batik.

Beragam penghargaan juga diberikan kepada Batik Danar Hadi.

Bagaimana Sobat Batik? Yang bisa kita ambil dari perjalanan Batik Danar Hadi ialah semangat dan kerja keras. So, mengapa harus bermuram durja jika masih diberi kesehatan sama Tuhan? ***

0 Response to "Batik Danar Hadi, Dibuat Atas Nama Cinta"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel