Batik Jlamprang Pekalongan, Terpengaruh Budaya Gujarat, India

batik-jlamprang-oiu78

Pekalongan di Jawa Tengah adalah kota pesisir tepi laut yang dikenal sebagai Kota Batik. Diantara motifnya yang terkanal ialah Batik Jlamprang.

Biasanya, munculnya batik di pesisir utara tak bisa lepas dari pengaruh motif kain yang dibawa para saudagar luar negeri.

Misalnya motif batik Mega Mendung di Cirebon yang terpengaruh oleh budaya China yang masuk melalui jalur perdagangan, hal serupa juga terjadi pada Batik Jlamprang.

Batik yang menjadi cici khas Kota Pekalongan ini terpengaruh oleh motif batik yang dibawa para pedagang Gujarat, India.

Kain dari Gujarat berupa tenun berbahan sutra yang dibuat dengan teknik ikat dobel atau patola. Oleh warga Pekalongan kala itu, teknik itu diadopsi sehingga manghasilkan motif lokal.

Bentuknya ialah bujur sangkar dan persegi panjang yang disusun menyerupai anyaman pada kain tenun patola. Kamudian disemarakkan dengan warna-warna khas Pekalongan, maka lahirlah motif jlamprang yang indah.

Batik Jlamprang Bagian Upacara

Jika kita perhatikan secara cermat, pada Batik Jlamprang terdapat motif dasar ceplokan berbentuk lunglungan.

Kemudian ditambah dengan hiasan bentuk bunga padma di bagian tengahnya. Sebenarnya ini merupakan motif warisan budaya Hindu dan Budha. 

Pada zaman dahulu, Batik Jlamprang dipergunakan oleh masyarakat Pekalongan sebagai benda sakral. Ia menjadi salah satu benda yang harus ada dalam sebuah upacara Nyadran.

Upacara Nyadran ialah kegiatan bernuansa mistis yang ditujukan kepada Den Anyu Lanjar. Penguasa Laut Utara ini diketahui sangat menyukai motif Batik Jlamprang ini.

Tak heran jika bentuk pemakaian kain batik ini secara sakral menyimbolkan bahwa batik jlamprang tak ubahnya media.

Atau semacam satana untuk menghubungkan dunia manusia dan dunia dewa. Lantaran bentuk motifnya mempunyai simbol mistis yang bisa diterima oleh dunia Hyang yang menjadi dunia Den Anyu Lanjar.

Namun seiring perkembangan zaman, Batik Jlpamprang bisa dikenakan siapa saja. Bahkan kalian juga bisa datang ke Pekalongan dan pulangnya membawa oleh-oleh batik ini.

Kini bisa dipakai kapan saja tanpa harus menunggu ada upacara adat. Motifnya pun mengalami perubahan, tanpa ada sentuhan mistis.

Muncullah motif geomterisnya yang menawan. Penampilannya kini benar-benar menggoda para kolektor batik untuk memilikinya.

Motif Paling Terkenal

Di Pekalongan sendiri ada beberapa motif batik, diantaranya Jlamprang, Semen dan Liong. Namun diantara ketiganya, Jlamprang lebih dikenal.

Batik Jlamprang punya ciri khas yakni keberanian menghadirkan warna-warna cerah. Kemudian ditambah dengan motif titik-titik.

Bagi kalian yang menyukai sejarah lahirnya sebuah batik, jika melancong ke Pekalongan datang saja ke Museum Batik Pekalongan.

Di sini kalian akan mendapatkan penjelasan dari petugasnya tentang sejarah batik di Pekalongan. Tak hanya Batik Jlamprang, melainkan motif lainnya yang sampai sekarang masih diproduksi.

Batik Jlamprang lahir dari sebuah desa bernama Krapyak. Dilihat dari posisisnya, Desa ini memang berdekatan dengan pelabuhan.

Dengan demikian, zaman dahulu para saudagar dari berbagai negara singgah untuk menurunkan dagangannya termasuk kain motif dari Gujarat India. Dan inilah yang kemudian diadopsi masyarakat lokal menjadi Batik Jlamprang. 

Dan jangan kaget ya kalau kalian pas keliling kota Pekalongan tiba-tiba terpancang tiang papan nama jalan bernama Jalan Jlamprang. ***

0 Response to "Batik Jlamprang Pekalongan, Terpengaruh Budaya Gujarat, India"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel