Batik Jumputan, Sejarah, Teknik dan Pembuatannya

Pernah melihat atau bahkan memiliki batik yang motifnya seperti abstrak? Ada percik-percik warna, warna yang menyemburat dan sebagainya? JIka pernah sobat sedang melihat apa yang disebut Batik Jumputan.

Dari bahasanya, Batik Jumputan memang banyak dikenal di Jawa, meski ada juga daerah di luar Jawa yang mampu memproduksinya. Jumputan dari Bahasa Jawa artinya mengambil atau memungut dengan menggunakan semua ujung jari jangan.

Kain Jumputan Solo - Foto : Instagram : jumputan_agustinasolo100

Awalnya Batik Jumputan dibuat dengan menjumput kain yang diisi biji-bijian sesuai motif yang akan diciptakan. Kemudian kain diikat lalu dicelupkan ke dalam bahan pewarna. Sangat sederhana memang pembuatannya, namun hasilnya tak kalah dengan jenis batik yang lain.

Menggunakan Tali dan Mesin Jahit

Pada Batik Jumputan, teknik ikat celup mempu melahirkan gradasi warna yang memikat. Tidak dibutuhkan malam seperti yang digunakan pembatik lain. Hanya melibatkan kain yang dicelup ke dalam warna. Ada beberapa teknik yang digunakan pada pembuatan Batik Jumputan.

Ada yang menggunakan teknik celup rintang, yakni teknik yang memanfaatkan tali. Tali ini gunanya menghalangi bagian pada kain agar tidak menyerap warna sehingga menciptakan motif.

Sementara agar Batik Jumputan tak monoton motifnya, dikembangkan teknik jahit. Sebelumnya, kain harus diberi gambar pola, lalu pola tadi dijahit hingga bagian tersebut mengerut. Nah, ketika bahan dicelupkan ke pewarna, bagian yang dijahit tidak akan terkena warna.

Baik menggunakan tali atau jahit, terbukti bahwa kreator batik jenis ini telah melahirkan motif batik yang modern. Kehadirannya memberikan lebih banyak pilihan bagi penggemar batik. Bahkan Batik Jumputan dengan motifnya yang terkesan abstrak, mengekspresikan semangat yang kuat, banyak digemari orang asing.

Sejarah Batik Jumputan


batik jumputan
Warna dan coraknya yang beragam membuat batik jumputan banyak digemari. Foto - instagram/batikcamperenik

Sejarah batik ini berasal dari Tiongkok. Karena zaman dahulu perdagangan melalui lautan sudah lumayan maju. Banyak manusia dari sebuah wilayah menjelajah lautan untuk menyinggahi wilayah lain dan mengadopsi budayannya, termasuk batik.

Salah satu kelompok saudagar yang dianggap berjasa membawa teknik Batik Jumputan ke Nusantara ialah para penyintas dari India. Teknik ini kemudian menyebar di India dan oleh para sudagar India dibawa masuk ke Indonesia. Perkanalan Batik Jumputan ini menggunakan misi perdagangan.

Di Indonesia, teknik tersebut disambut gembira. Salah satu penyebabnya, hasil batiknya beragam dengan rangkaian warna-warna yang bagus. Karena disebarkan oleh saudara India, maka batik ini diterima dengan baik di banyak daerah. Diantaranya Sumatra, khususnya Palembang, di Kalimantan Selatan, Jawa dan Bali.

Di Jawa, daerah yang mengembangkan Batik Jumputan ialah Solo, Yogyakarta dan Pekalongan. Meski akarnya sama, dari Tiongkok, namun dalam perkambangannya dipengaruhi kondisi daerahnya masing-masing. Dan itu sangat berpengaruh pada motifnya.

Pada zaman dahulu, batik ini diwarnai menggunakan pewarna alam. Namun seiring berkembangnya zaman para pembtik lebih suka menggunakan pewarna sintetis. Saya pernah wawancara singkat dengan seorang pembuat Batik Jumputan di Solo yang mengatakan, pewarna sintetis memiliki jumlah warna yang tak terbatas.

Diakuinya, untuk menemukan perawna alam prosesnya sangat rumit. Namun demikian sumber ini mengatakan antara pewarna alam dan sintetis sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan.

Baca juga : Batik Encim Pekalongan Sungguh Menarik Perhatian

Cara Membuat Batik Jumputan

Sobat batik, sampailah kini pada pembahasan tentang teknik pembuatan Batik Jumputan. Biar lebih praktis saya sengaja memberikan tutorial dengan pewarna sintetis.

Bahan dan Alat:

  • Kompor
  • Baskom
  • Panci
  • Gunting
  • Tali
  • Jarum
  • Spidol
  • Spatula
  • Kain berwarna putih
  • Wenter
  • Air
  • Garam dapur

Cara Membuat

  • Persiapkan alat dan bahan di atas, cek sekali lagi agar tak menghambat langkah-langkahnya.
  • Selanjutnya buatlah pola dasar dengan menggunakan spidol, Buat bola sesuka hati karena untuk latihan.
  • Pola yang sudah dibuat kemudian diikat dengan tali. Seperti saya jelaskan di atas, ikatan tali mengakibatkan bagian kain yang terikat tidak menyerap pewarna. 
  • Selanjutnya persiapan mencelup kain ke pewarna. Siapkan dua liter air untuk setiap warna dan bubuhkan garam secukupnya.
  • Panaskan di atas perapian hingga mendidih. Jangan lupa untuk mengaduknya agar pewarnanya benar-benar tercampur dengan sempurna.
  • Celupkan kain ke dalam larutan pewarna tadi saat masih mendidih. Lakukan berulang kali sehingga tak ada lagi warna asli kain. Selain dicelup juga bisa digunakan teknik menyiram atau kuas.
  • Lalu bilaslah kain tadi menggunakan air dingin agar pewarna yang tidak terserap karena kelebihan pigmen tidak luntur atau tercampur ke warna lain.
  • Lakukan langkah di atas berulang-ulang untuk menambah motif.
  • Proses terakhir ialah menjemurnya dengan cara diangin-anginkan tanpa terkena sinar matahari langsung.
  • Agar terlihat rapi, jahitlah tepi kain agar benang pada kain terlihat lebih rapi.
Terima kasih Sobat Batik semua, sudah berkenan mampir di artikel tentang Batik Jumputan ini. Semoga bermanfaat. ***

0 Response to "Batik Jumputan, Sejarah, Teknik dan Pembuatannya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel