Empat Perbedaan Batik Solo dan Batik Yogyakarta

Batik Solo dan Batik Yogyakarta sekilas hampir serupa, namun memiliki perbedaan. Bagi yang hanya melihatnya sambil jalan, mungkin ada yang menyamaratakannya karena keduanya berasal dari daerah kerajaan.

Padahal perbedaan Batik Solo dan Batik Yogyakarta sebenarnya sangat signifikan. Solo dan Yogyakarta memang dikenal sebagai daerah yang mengembangkan serta melestarikan kesenian membatik sejak zaman kerajaan.

Perbedaan Batik Solo dan Batik Yogyakarta

batik solo di pasar klewer
Sebuah sudut pembeli olo di Pasar Klewer. Foto - instagram/shella076

Seperti judul saya di atas, di bawah ini adalah empat hal yang membedakan antara batik dari kedua daerah tersebut. Perbedaan tersebut saya rangkum dari beberapa sumber serta melakukan pengamatan dari kain-kain batik koleksi saya sendiri.

Saya berharap dengan mengetahui perbedaan tersebut Sobat Batik tidak salah saat hendak membelinya sebagai oleh-oleh. Atau bahkan mau dijadikan koleksi dan dipakai sendiri.

Corak

Corak Batik Solo
Garis dan titik pada motif Batik Solo lebih kecil atau tipis. Foto - bajubatiksolo.net

Coba sobat perhatikan dengan cermat dan teliti urusan garis yang dituangkan pembatik ke atas kain bahannya. Meski sama-sama garis, namun tampak jelas bahwa Batik Solo dan Batik Yogyakarta berbeda.

Batik Solo cenderung memiliki garis-garis yang tipis. Sementara Batik Yogyakarta memiliki garis yang lebih tebal. Perbedaan ini dipengaruhi oleh sejarah kedua keraton atau kerajaan. Tepatnya di masa Kerajaan Mataram Islam kala itu.

Sejarah mencatat bahwa antara Solo dan Yogyakarta ada perjanjian Gayatri. Inilah yang akhirnya melahirkan dua kerajaan, di Solo dan Yogyakarta yang masih bertahan hingga zaman modern ini.

Bila dilihat juga dari teksturnya, Batik Solo lebih menekankan kesan keindahan dan kelembutan. Sementara Batik Yogyakarta memberikan kesan gagah, tegas dan bernilai tinggi.

(Baca juga : Batik Danar Hadi, Dibuat Atas Nama Cinta)


Hiasan Pelengkap

motif batik yogyakarta
Isen-isen Batik Yogyakarta tak sevariatif Solo. Foto - tanahnusantara.com

Setiap motif batik pasti memiliki hiasan pelengkap pada motifnya. Dan hal ini juga dapat diulihat pada Batik Solo dan Batik Yogyakarta. Mengapa hiasan pelengkap pada batik itu perlu? Sebab jika dibuat dengan motif utama tanpa hiasan pasti kesannya gersang.

Pada Batik Solo, hiasan pelengkapnya lebih variatif. Hiasan pendamping atau yang dalam istilah batik dinamakan isen-isen ini tampak sekali ragamnya dibandingkan Batik Yogyakarta.

Dua motif yang legendaris ialah Parang dan Kawung, yang memang tak memiliki isen-isen karena memang dibuat dengan filosofi sangat kuat. Sobat Batik harus melihat motif lainnya untuk melihat perbedaan pada sisi hiasan pelengkap ini.

Tak jarang isen-isen pada Batik Solo menggunakan hiasan emas untuk memberikan kesan agung. Hiasan pelengkap ini pada umumnya dibuat di luar garis corak dan beberapa bagian ornamen lainnya.

Namun demikian bukan berarti Batik Yogyakarta kalah pamor. Karena pada dasarnya keduanya memiliki filosofi dan makna yang sama-sama kuat, yang mewakili kehidupan masyarakatnya masing-masing.

Warna Latar (Background)

warna latar batik solo
Warna latar belakang motif Batik Solo lebih gelap. Foto - bangkitmimpi.com

Batik juga memiliki warna latar atau background. Warna latar merupakan warna yang ada pada kain batik di luar area yang ada motifnya. Atau bagian kosong di luar motof dan isen-isennya.

Batik Solo cenderung mendominasi latar warna-warna gelap, seperti cokelat. Sementara di satu sisi, Batik Yogyakarta lebih memilih warna latar yang lebih cerah, misalnya putih.

Seiring perkembangan zaman, warna latar kemudian berubah atau bergesar. Ada juga motif batik Yogyakarta yang warnanya gelap. Namun demikian warna hitam yang ditampilkan terlihat ada unsur kebiru-biruan. Sedangkan warna latar Batik Solo hitam kecoklatan.

Motif

batik parang dan arah goresannya
Motif Parang pada Batik Yogyakarta. Foto - batikindonesia.web.id

Untuk menjelaskan pada bagian ini, ada baiknya kita memperhatikan motif batik Kawung dan Parang. Perbedaan yang akan kita bahas ini juga tak akan terlihat jika tidak cermat memperhatikan perbedaannya dari jarak dekat.

Sebenarnya, meminjam istilah Jawa menyaru, arah motif Batik Solo dan Yogyakarta berlawanan. Coba sobat perhatikan, Batik Yogya menunjukkan arah motif dari kanan atas ke kiri bawah.

Hal ini berbanding terbalik dengan Bati Solo, yang justru memiliki arah motif parang dari kiri atas ke kanan bawah. Berdasarkan catatan-catatan yang ada, perbedaan arah ini karena pengaruh pakem-pakem atau kepercayaan keraton masing-masing.

Itulah empat perbedaan motif Batik Solo dan Batik Yogyakarta, semoga memberikan manfaat bagi sobat. Terus galakkan dan lestarikan budaya negeri ini, salah satunya dengan bangga mengenakan busana batik. ***

0 Response to "Empat Perbedaan Batik Solo dan Batik Yogyakarta"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel