Dari Burung Dali dan Pohon Wangun, Lahirlah Batik Daliwangun Lamongan

batik-daliwangun-2
Sumber foto : instagram umbar_basuki

arc - Kabupaten Lamongan di Provinsi Jawa Timur memiliki salah satu motif batik yang dikenal, yaitu daliwangun. Ternyata daliwangun itu sendiri merupakan perpaduan dua kata.

Sebenarnya, Daliwangun merupakan nama Desa Daliwangun, Kecamatan Sugio. Artinya namanya sama dengan asal daerahnya. Namun motif ini memiliki ciri khas yaitu menampilkan burung Dali dan pohon Wangun sebagai hiasan batiknya.

Dilansir dari detik.com, Batik Daliwangun mengusung sejarah dan segala hal yang berkaitan dengan Desa Daliwangun, desa tempat dimana batik Daliwangun ini lahir.

Hal ini disampaikan perintis Batik Daliwangun Umbar Basuki, 13 September 2021 lalu.

Ornamen yang dilihat pada kain dengan Batik Daliwangun menampilkan beragam tumbuhan dan satwa yang banyak ditemui di wilayah Lamongan selatan. Dan pohon wangun serta pohon dali juga banyak ditemukan di desa tersebut.

Perajin batik juga senantiasa mengangkat keberadaan pohon pohon jati, polo pendem, dan flora fauna yang ada di sekitar Daliwangun.

Dirintis Awal 2000

Menurut Basuki, pemilihan nama Batik Daliwangun tak lepas dari cerita rakyat setempat. Selain itu memang ada upaya dari dirinya serta para pembatik untuk melestarikan fauna dan flora.

Berbeda dengan motif batik lain yang sudah lebih terkenal, batik Daliwangun baru lahir pada awal 2000 lalu. Memang masih bisa dikatakan baru, namun Basuki dan teman-temannya tak berhenti berkreasi.

Mereka terus dan senantiasa melahirkan batik yang khas dan berkarakter sehingga bisa digandrungi oleh banyak kalangan.

Proses pembuatan Batik Daliwangun memiliki kelebihan diantaranya cantingan yang halus, desain yang lebih original. Selain itu setiap motifnya diproduksi secara terbatas.

Dari pengerjaan pola desain, pelukisan, pewarnaan, pembatikan dengan lilin, hingga pencucian dilakukan dengan ketelitian yang tinggi.

Dengan sistem seperti itu, maka pemesanan dalam jumlah banyak belum bisa dipenuhi. Sementara ini perajin hanya melayani pemesanan online.

Karena dibuat sendiri dengan proses seperti di atas, maka Basuki belum bisa memproduksinya dalam jumlah banyak. Meski begitu, Batik Daliwangun sudah terjual ke berbagai daerah di Indonesia.

Basuki menyebut, pembeli batiknya kebanyakan dari luar daerah, seperti dari Ternate, Semarang dan lainnya. Basuki menyebut, dalam sebulan ia rata-rata bisa menghasilkan 4 potong kain batik yang masing-masing ia jual dengan harga Rp450 ribu.

Basuki tidak ingin sendiri melestarikan batik, karenanya ia berencana memberikan pelatihan kepada ibu ibu rumah tangga agar mampu terlibat dalam proses produksi, seperti mencanting.

Alumnus jurusan seni rupa murni, Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) Surabaya ini memiliki cita-cita untuk menjadikan Desa Daliwangun sebagai pelopor batik tulis di daerah Lamongan selatan. 

Ia berharap ada perhatian pemerintah agar bisa memberikan pendampingan dan bantuan berupa alat dan bahan batik, yang bisa digunakan dalam pelatihan, khususnya kepada ibu-ibu desa setempat.

Jika semakin banyak warga bisa membatik, maka akan muncul kompetisi secara baik dan sehat sehingga Batik Daliwangun semakin banyak dikenal. 

Melestarikan Alam

Sementara dilihat dari Instagram @umbar_basuki, ia kedang menciptakan motif yang belum diberi nama. Seperti pada gambar di bawah ini.

batik-daliwangun-1
Sumber foto : instagram umbar_basuki

Basuki menuliskan keterangan sebagai berikut:

Merupakan kombinasi motif yaitu flora dan fauna, tetapi lebih didominasi motif tumbuhan. motif flora/tumbuhan yang saya buat ini bagian dari kehidupan saya yaitu tumbuh - tumbuhan semak belukar(belum dicari nama dalam bahasa indonesia) yang berada disekitar tempa saya menetap. 

Adapun motif fauna/hewan yang saya buat yaitu motif burung kakak tua raja, kenapa harus kakak tua raja ? sebab jenis burung ini yang terancam punah, dan sebagai bentuk simpati juga empati maka saya buat beberapa motif hewan-hewan yang terancam punah seperti jeni burung satu ini.

Sangat menginspirasi ya sobat batik semua. *** 

0 Response to "Dari Burung Dali dan Pohon Wangun, Lahirlah Batik Daliwangun Lamongan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel