Rayon Viscose, Sejarah, Kelebihan dan Kekurangannya

rayon-viscose-1
Sumber foto : aprayon.com

Perkembangan dunia tekstil juga mengalami perkembangan, tak ubahnya perkembangan di bidang yang lain. Salah satu bahan yang dioptimalkan sebagai bahan baku fseyen berkelanjutan ialah rayon viscose.

Tak pelak jika pemain industri tekstil dan produk tekstil (TPT) menjadikan rayon viscose sebagai bahan baku untuk barang yang diproduksi. Dan kesadaran akan kebutuhan produk yang berkelanjutan juga semakin tinggi. 

Penerapan fesyen berkelanjutan semakin berkembang seiring dengan gerakan dunia yang menuntut pelaku industri termasuk tekstil untuk lebih ramah lingkungan. Selain itu, bahan baku fesyen berkelanjutan dapat membangkitkan optimisme pasar terhadap industri TPT Indonesia. 

Sejarah Rayon Viscose

Sekarang bahan ini bisa ditemukan di berbagai negara. Alat industri yang modern mendorong banyak perusahaan untuk mampu membuatnya untuk kebutuhan lokal maupun ekspor.

Namun rayon viscose memiliki sejarah panjang. Bahan kain ini awalnya ditemukan lalu dikembangan di benua Eropa.

Penemunya bernama Hilaire de Chardonnet, warga negara Perancis yang berprofesi sebagai seorang ilmuwan. Ia dilahirkan pada tahun 1839 dan meninggal pada 1942.

Ia disebut dalam catatan sejarah sebagai manusia yang menciptakan serat viscose untuk pertama kali. Menyadari potensinya, Hilaire de Chardonnet pun terus mengembangkannya agar bisa dijadikan kain yang mirip sutera.

Hilaire de Chardonnet terus melakukan penelitian dan perbaikan karena saat itu sutera merupakan komoditi yang harganya sangat mahal. Tidak semua orang bisa membelinya.

Namun peneuman Hilaire de Chardonnet akan rayon viscose masih belum sempurna. Karena bahan yang dihasilkan sangat mudah sekali terbakar. Hal ini tentu bermasalah jika dipakai sebagai bahan pakaian.

Hingga pada 1982 ada sebuah oerusahaan tekstil asal Jerman dan ilmuwan dari Inggris mematenkan proses dari produksi Bahan Viscose di tahun 1905.

Ketiga ilmuwan tersebut ialah Charles Frederick Cross, Clayton Baedle dan Edward John Baven. Sejak saat itulah kain rayon viscose mulai diperkenalkan ke pasar.

Sifat Rayon Viscose

Sobat batik, tahukah kalian jika bahan untuk pembuatan kain sangat beragam. Mulai dari bahan yang alami, semi sintetis dan juga sintetis.

Salah satu contoh bahan kain yang terbuat dari serat alam  yang sering kita dengar adalah bahan dari serat kapas (katun).

Ada juga yang berbahan sintetis yaitu polyester, dan yang menggunkan bahan semi sintetis adalah rayon.

Nah, salah satu jenis rayon ialah rayon viscose. Ia memiliki karakteristik yang berkilau saat dilihat. Bisa disebut seperti kain sutra.

Memang orang lebih dahulu mengenal bahan rayon. Namun bahan rayon tidak menimbulkan kilauan sementara rayon viscose memang mirip dengan sutera.

Jangan tertawa atau geli ketika ada yang menyebut bahan ini merupakan tiruan atau KW-nya kain sutera karena karakteristik tersebut.

Kelebihan Rayon Viscose

Berikut ini adalah sejumah kelebihan bahan kain dari rayon viscose yang harus kalian ketahui:

  • Kalian nggak perlu mengeluarkan uang yang banyak untuk mendapatkan bahan kain viscose ini, karena rentang harganya relatif murah.
  • Teksturnya lembut bila bersentuhan dengan kulit, dan pastinya nyaman saat dipakai.
  • Tidak menyebabkan panas, tidak mudah gerah.
  • Memiliki kemampuan penyerapan Warna yang baik. Daya serapnya bahkan disebut lebih baik dari kain katun.
  • Bahan kain kuat dan tidak mudah rusak.
  • Bahan yang ringan, membuat nyaman dipakai.
  • Jatuhnya sangat terlihat indah dan bagus, seperti kain yang cocok untuk bahan dasar pakaian sehari-hari.

Kekurangan Rayon Viscose

Setelah mengetahui kelebihannya yang sudah disebutkan di atas, kita juga harus tahu dong kekurangannya.

  • Pakaian yang menggunakan kain viscose ini mudah sekali kusut
  • Dalam mencuci pakaian bahan viscose ini harus menggunakan dry cleaning dan juga dicuci secara manual memakai tangan.
  • Kain viscose ini memiliki daya tahan yang kurang bagus dalam keadaan basah, yang membuatnya mudah robek.
  • Dalam keadaan basah kain viscose ini akan menjadi melar atau menjadi menyusut.
  • Kain viscose ini bisa tahan panas pada waktu diseterika, tetapi jika panasnya terlalu tinggi, warna kain viscose nya akan berubah menjadi agak kuning.
  • Cara menyeterikanya harus menggunakan tambahan kain di atasnya agar tidak langsung kontak dengan panas seterika.

Sudah Diproduksi di Indonesia

Dilansir dari industri.kontan.co.id,viscose rayon adalah bahan baku baku tekstil berkelanjutan yang sudah diproduksi di Indonesia. 

Bahan baku berkelanjutan itu dapat diterapkan ke berbagai produk seperti pakaian, kebutuhan rumah tangga hingga alat kesehatan dan kecantikan. 

Ke depannya, diproyeksikan permintaan viscose rayon terus bertumbuh seiring dengan fesyen berkelanjutan yang terus digalakkan. 

Fibre2fashion memprediksi, konsumsi viscose rayon di 2023 akan meningkat secara signifikan di wilayah Asia Pasifik dengan potensi pertumbuhan tertinggi di China  sebesar 6,1%, diikuti oleh India sebesar 7,2% dan Indonesia sebesar 5,7% dibandingkan tahun ini.

Asal tahu saja, viscose rayon sudah diproduksi secara terintegrasi dan berkelanjutan di Indonesia oleh Asia Pacific Rayon (APR). Hal ini dibuktikan dengan sertifikasi internasional dan nasional yang dimiliki pemasok utamanya, APRIL Group.

Penggunaan bahan baku lokal yang sustainable diharapkan bisa menstimulus pengembangan industri TPT sebagai industri tumpuan di masa depan. 

Semoga artikel tentang Rayon Viscose ini bermanfaat buat kalian sobat batik Indonesia. ***

0 Response to "Rayon Viscose, Sejarah, Kelebihan dan Kekurangannya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel