Selamat Datang Hari Tenun Nasional, 7 September

Hari tenun nasional? Ah, mana ada? Kalau hari batik nasional memang ada. Berarti ada yang ketinggalan informasi nih. Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menetapkan tanggal 7 September sebagai Hari Tenun Nasional yang disingkat HTN. Penetapannya memiliki landasan atau dasar hukum berupa Keputusan Presiden RI pada 16 Agustus 2021. 

Foto : Instagram alekot_woven

Lahirnya Hari Tenun Nasional wajar sekali disambut gembira oleh sejumlah kalangan. Saya menyaksikan tayangan di televisi dan tersebar di media sosial, para penenun tradisional pun merasa lebih diperhatikan. 

Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil Mikro (ASPPUK) sendiri menegaskan bahwa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang sangat kaya dengan karya tenun tradisional dengan motif yang beraneka ragam. Penetapan HTN pun dianggap sebuah langkah yang tepat. Penghargaan tersebut pantas didedikasikan untuk para penenun tradisional. 

Peringatan Hari Tenun Nasional merupakan wujud kepedulian kita dalam hal pelestarian budaya milik bangsa, ungkap Emmy Astuti, Direktur Eksekutif ASPPUK di Jakarta, hari ini. Belajar dari pengalaman, ada batik atau wayang yang sempat ramai karena diklaim oleh negara tetangga. 

Menurut saya, dengan ditetapkannya HTN maka setidaknya mempersempit peluang pihak lain untuk melakukan klaim tenun punya mereka. Ketika sudah ditetapkan, maka bisa dijadikan kesempatan berharga untuk menggeliatkan usaha kecil mikro, sekaligus mengembangkan tenun tradisional di seluruh Indonesia sebagai produk yang ramah lingkungan. 

Saya sendiri juga sangat setuju pendapat Ibu Emmy yang menganjurkan ke depan setiap HTN tiba maka ada kesadaran untuk mengenakan busana tenun di hari kerja. Hal ini dilakukan oleh pelajar, pegawai negeri, instansi pemerintah maupun swasta. 

Foto : Instagram tenun_hanafi

Kilas Balik Tenun Indonesia 

Bicara tenun di Indonesia, tak bisa dilepaskan dari daerah seperti Alor dan Sumba Timur di NTT, Toraja, Lombok, Dayak, Baduy, Sengkang, Palembang sampai Troso Jepara. Nah, pasti banyak diantara sobat yang baru menyadarinya bukan? 

Pada selembar kain tenun juga ada sejarah panjangnya. Maka penemuan alat pemintal kuno, prasasti, relief batu, cerita legenda, sampai arca pun menjadi kajian yang sengat menarik oleh para ahli. Bahkan ada yang menyebutkan tenun sudah ada sejak zaman neolitikum. 

Pada zaman itu dibutuhkan kerja esktra untuk membuat tenun bahkan yang paling sederhana. Bahannya serat tumbuhan, kulit binatang, tetumbuhan serta dedaunan. 

Kulit pohon pilihan diambil seratnya, direndam air agar menjadi lunak. Lantas dipukul menggunakan batu hingga membentuk semacam kain. Beberapa penemuan benda kuno juga memperkaya sejarah panjang tenun di Indonesia. 

Pertama adalah ditemukannya alat pemintal di Yogyakarta. Alat ini usianya diperkirkan 3.000 tahun lalu. Kedua prasasti Jawa kuno Singosari di Karang Tengah. Prasasti ini menceritakan bagaimana masyarakat menenun untuk menghasilkan selembar kain. 

Berikutnya relief di Trowulan, Jawa Timur yang menjelaskan gambar seorang wanita yang sedang menenun. 

Keempat dan kelima ialah cerita legenda dan arca. Pada cerita legenda misalnya, ada Sangkuriang dan Dayang Sumbi yang memiliki pekerjaan sebagai penenun. Sementara arca di daerah Sumatera Selatan, meninggalkan catatan sejarah adanya kain tenun. 

Wah, memang kita harus bersyukur ya sobat memiliki negara dengan keragaman budaya dan kerajinan begitu banyak. Semoga Hari Tenun Nasional semakin membuat saya cinta akan tenun, tentunya kalian juga, bukan? ***

0 Response to "Selamat Datang Hari Tenun Nasional, 7 September"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel