Proses Pembuatan Kain Batik Halus
Kain batik halus pasti tak asing lagi bagi kalian yang menggemari kain batik. Apalagi bagi para kolektor, tentunya berani mengeluarkan uang yang cukup mahal agar bisa memilikinya.
Batik katun halus memiliki tingkat ketelitian yang sangat tinggi bagi pembuatnya. Bisa saya katakan tidak semua orang memiliki ketelatenan dalam proses pembuatan batik halus. Biasanya pada zaman dahulu, kain batik halus hanya dikerjakan oleh perempuan.
Yah, kaum Hawa masih dipercaya untuk menangani sesuatu yang membutuhkan ketelatenan tinggi. Namun saat ini ada juga kaum lelaki yang menggelutinya.
Bahan yang harus disiapkan untuk proses pembuatannya ialah kain mori katun berwarna putih. Namun, sebelumnya di permukaannya sudah dibuat desain polanya menggunakan pensil. Tidak terlalu tebal, namun cukup terlihat sebagai panduan pembatiknya.
Langkah berikutnya ialah menimpanya dengan lilin yang telah dicairkan di atas wajan panas. Menuangkannya juga membutuhkan peralatan khusus. Di dunia perbatikan, alat penuang lilin cair disebut canting.
Canting sendiri memiliki bermacam-macam ukuran. Ukurannya dilihat dari diameter atau garis tengahnya. Ukuran yang lebih sering digunakan ialah diameter 1 dan 2.
Ukuran tadi sesuai untuk pembuatan motif batik bunga dengan ornamen titik-titik atau garis halus di dalamnya untuk mempercantik motif tersebut.
Pembuatan batik katun halus memiliki hasil yang berbeda-beda karena setiap pembatik pekerja memiliki kreativitas yang berbeda-beda. Langkah berikutnya ialah pewarnaan motif batik yang sudah diberi lilin cair.
Pertama, kain dimasukkan ke dalam wadah kayu (kerekan). Di dalamnya terdapat tongkat kayu panjang, gunanya menahan kain yang direndam pewarna agar tidak mengambang di permukaan. Agar hasilnya sempurna, dibutuhkan dua orang pekerja yang berhadap-hadapan untuk mengayunkan kain tersebut agar pewarnaannya merata sempurna.
Setelah diwarnai, kain tersebut akan dicelupkan (dilorot) ke dalam air mendidih selama kurang lebih 10 menit. Tahapan berikutnya ialah menjemurnya sehingga jadilah batik halus.
Di Pulau Jawa ada beberapa pembatik yang memang mengkhususkan diri dengan hanya membuat batik halus. Salah satunya batik halus Cirebon yang dikelola keluarga Ninik Masruni Masina (68) secara turun-temurun.
Ia adalah pemilik Batik Ninik Ichsan, sebuah warung batik halus yang terkenal di Desa Trusmi Kulon, Cirebon, Jawa Barat. Karena pesan orangtuanya, Ninik nggak mau berpaling ke batik kasar.
Mengulangi apa yang disampaikan orang tuanya, mereka menegaskan jika ingin batik tetap eksis maka ia diminta mengerjakan batik halus. Ia tak diperkenankan mencoba membuat batik kasar dengan pertimbangan modal Ninik yang kecil.
Produsen batik kasar adalah mereka yang memiliki modal uang kuat, sementara Ninik bermodal kecil. Dan batik katun halus dipilih Ninik sampai sekarang bahkan nanti ke anak cucunya.
Ia tetap mempertahankan kualitas dari motif, cara pencucian hingga cara pemberian warna. Karena mempertahankan proses yang njlimet dan susah inilah banyak kolektor yang berani membeli selembar batik halus Ninik seharga Rp30 juta.
Kok mahal ya sobat? Menurut Ninik, Rp30 juta sepadan dengan proses pembuatannya. Bisa sampai satu tahun, lho. Untuk mencuci bahan dasarnya saja selama dua minggu demi mendapatkan kualitas benang. Tahapan lain yang membutuhkan waktu cukup lama ialah menggambar motif. Ini bisa memakan waktu dua hingga dua setengah bulan.
Ninik memang dikenal memproduksi motif yang rumit sehingga wajar membutuhkan waktu selama itu. Mengingat prosesnya yang cukup panjang, Ninik hanya bisa mengirimkan 40 potong batik halusnya selama enam bulan ke luar negeri.
Biasanya kain batik halus berukuran 2 meter kali 160 centimeter. Ia juga hanya akan membuatnya jika ada pesanan. Semoga artikel Proses Pembuatan Kain Batik Halus ini bermanfaat ya sobat. ***
0 Response to "Proses Pembuatan Kain Batik Halus"
Post a Comment