Variasi Motif Batik Ceplok
Motif ceplok merupakan salah satu keragaman batik Indonesia yang berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Ia termasuk motif kuno yang sangat populer di Indonesia bahkan hingga hari ini.
Bagi masyarakat Yogyakarta, motif ceplok juga kerap disebut dengan batik ceplokan. Ciri yang bisa sobatbatik kenali ialah memiliki unsur simetris dan membentuk sudut empat arah.
Motif ini tetap dipertahankan meski catatan sejarah mencatat sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram yang berpusat di Kotagede.
Kelahiran motif ini konon banyak terilhami oleh hiasan candi Hindu dan Budha yang terkenal di Pulau Jawa. Hal ini didukung dengan adanya pengulangan bentuk dasar geometri seperti lingkaran, kotak, serta garis memanjang pada batik tersebut.
Seperti motif batik lainnya di Indonesia, selalu ada makna atau filososinya secara tersirat. Demikian juga dengan motif ini. Pemerhati batik menyebut motif ceplok dominan menggambarkan suratan takdir dan keteraturan hidup.
Yang ingin disampaikan ialah, hidup itu sudah ada aturan dan garisnya yang ditentukan oleh Tuhan. Dengan demikian, manusia sudah seharusnya mengikuti aturan itu dan berbuat jujur.
Dengan berbuat baik, jujur, dan mengikuti garis yang menjadi wewenang Tuhan, maka akan lahir kehidupan yang serasi, seimbang serta sempurna.
Jika melihat motifnya lebih detil akan terlihat tidak hanya berkaitan erat dengan kehidupan manusia, melainkan melingkupi alam semesta.
Kekhasan Motif Ceplok
Meski sobatbatik bukan penggemar berat batik yang selalu mengikuti perkembangan batik atau berburu batik ke mana saja, seharusnya tahu memilih ragam batik.
Agar tidak salah pilih, berikut ini adalah beberapa kekhasan yang ada pada motif ceplokan.
Karakternya sangat unik dan sekilas polanya hampir sama dengan batik kawung. Butuh latihan dengan membandingkan antara keduanya agar bisa memahaminya lebih jauh.
Didominasi bentuk-bentuk geometris yang diisi oleh pola berbentuk kelopak bunga melingkar, berbentuk hewan atau bentuk oval juga bulatan kecil.
Lazimnya menggunakan elemen simetris berulang membentuk pola yang teratur. Pengulangan motifnya tidak buntu, artinya bisa dikombinasikan dengan motif motif yang sederhana atau biasa disebut isen-isen demi menghasilkan motif yang lebih indah.
Dari Kawung hingga Parang
Jangan mengira motif ceplok hanya memiliki satu bentuk. Nyatanya ada beberapa variasi yang lahir dari motif ini. Berikut ini saya uraikan satu persatu agar kalian memahaminya secara lengkap.
Kawung
Merupakan salah satu variasi batik ceplok yang melukiskan simbol yang sempurna. Banyak yang meyakini pola kawung adalah yang tertua di Indonesia, berupa empat ragam hias berbentuk oval dan dilengkapi dengan ornamen pendukung di tengahnya.
Kasatrian
Meliputi pengulangan bentuk-bentuk dasar geometri, seperti segi empat, empat persegi panjang, oval atau bintang. Semuanya disusun sangat teratur menyamai sekuntum bunga dengan isiannya.
Nah isiannya juga memiliki beragam motif yakni parang, tiga ikan berkepala tunggal dan stilasi medali. Biasanya dipergunakan sebagai kain saat kirab pengantin. Filosofinya ialah hidup harus ikhlas, sabar menjalani garis yang sudah ditetapkan Allah.
Ajaran Islam juga turut mempengaruhi motif Kasatrian. Tak lain dengan hadirnya simbol sakral tiga ikan berkepala tunggal menunjukkan pengaruh ajaran tasawuf. Dimaknai sudah menjadi kewajiban manusia agar menyucikan jiwa dan menjernihan akhlak untuk memperoleh kebahagian yang hakiki.
Dengan berpegang pada prinsip hidup seperti itu, seseorang tak seharusnya mengeluh akan hidupnya karena yakin apa yang terjadi padanya adalah rencana dan kehendak Tuhan. Makna spiritual juga ada pada motif parang berupa lidah api (uceng) dan bulatan putih (mlinjon). Simbol tadi melambangkan pertarungan abadi antara nafsu amarah dan ajakan kebaikan.
Sriwedari
Memiliki makna yang menggambarkan kesejukan dan ketentraman batin baik untuk pemakai maupun keluarga. Karena filosofi yang dikandungnya seperti ini, ada keluarga yang sengaja menjahitkan baju batiknya dengan motif Sriwedari.
Truntum
Bagi yang ingin mengedepankan kesan cinta yang mendalam, boleh menggunakan batik ini. Karena maknanya ketulusan cinta dan kasih yang terus berkembang.
Grompol
Satu grompol atau dompol dalam Bahasa Jawa memiliki arti satu kumpulan atau jika diperluas maknanya menjadi bersatu. Motif ini membangkitkan semangat pemakainya untuk mencari rezeki sehingga kadang dipercaya mendatangkan rezeki. Tentu saja rezeki akan datang jika seseorang bekerja keras.
Namun jika ada motif batik yang coraknya membangkitkan semangat dan gairah hidup, maka hal itu bisa mendorong seseorang bekerja lebih giat. Makna lainnya ialah rasa bahagia dan harmonis dalam hidup.
Dengan kombinasi corak mawar, bintang, hingga benda-benda kecil lainnya batik ceplok grompol akan terlihat sangat indah saat dikenakan. Mereka yang memiliki harapan yang indah, khususnya bagi mempelai pengantin, motif ini bisa digunakan.
Parang
Mungkin kalian nggak pernah menyadari jika motif parang termasuk bagian dari ceplok. Jenis ini memiliki ciri khas tersendiri sehingga masih diistimewakan.
Mulai Memasyarakat
Tahukah kalian jika pada awalnya motif ceplok hanya bisa dikenakan kaum bangsawan? Artinya kaum papa, rakyat jelata tidak memiliki kesempatan untuk mengenakannya meski mereka s-angat ingin memilikinya.
Namun seiring perkembangan zaman, siapa saja boleh menganakannya. Kalau sering kondangan pada acara pernikahan dengan adat Jawa, masih ada yang mempertahanakn dengan mengenakan bartik motif ini. Biasanya dijumpai pada kain jarik wiron yang salah satu ujungnya di wiru atau dilipat- lipat seperti kipas.
Pada sebuah jarik, wiru biasanya dibuat dalam jumlah ganjil antara 3, 5, 7, 9 dan seterusnya. Semakin banyak jumlah wirunya, maka akan semakin bagus dan mengesankan ketika dikenakan.
Kalian yang tinggi langsing sebaiknya mengenakan kain dengan banyak lipatan. Selain itu, motif parang juga sudah lazim digunakan sebagai seragam kerja.
Semoga artikel Variasi Motif Batik Ceplok ini bermanfaat. ***
0 Response to "Variasi Motif Batik Ceplok"
Post a Comment