Mengenal Blangkon Sunda yang Sarat dengan Makna Khusus

blangkon-sunda

Blangkon Sunda adalah tutup kepala khas Sunda. Di Indonesia penutup kepala atau ikat kepala ini juga digunakan sukum lain seperti Jawa.

Bentuknya pun beragam, tidak ada yang sama persis. Karena setiap daerah pasti memiliki ciri khasnya masing-masing. Termasuk Blangkon Sunda, dibuat dengan makna khusus.

Bisa dikatakan jika Totopong Beungkeut memiliki fungsi yang nggak jauh berbeda dengan blangkon yang populer di Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Ikat kepala ini diperkenalkan oleh tokoh cerita Kabayan dan memiliki banyak fungsi berdasarkan aktivitas sehari-hari.

Sejarah Blangkon Sunda

Sebenarnya bagi masyarakat Sunda, penutup kepala ini disebut iket atau totopong. Namun istilah yang kemudian dipakai ialah blangkon Sunda, karena mungkin warganet yang bukan orang Sunda nggak tahu istilahnya.

Dulu warna iket terbatas hanya putih dan hitam tetapi seiring perkembangan budaya, mode, dan fashion kini iket dibuat dalam beragam warna, motif, dan corak.

Lambat laun blangkon Sunda pun berkembang menjadi mode dan pelengkap atau aksesoris busana tradisional.

Zaman dahulu, iket biasa dipakai bukan saja oleh para petani dan masyarakat pada umumnnya. Namun juga dikenakan oleh pejabat-pejabat kerajaan zaman dulu.

Dipakainya sesuai fungsi atau jabatan pekerjaan masing-masing dan bukan berdasarkan kasta atau status sosial seseorang di mata masyarakat.

Untuk kalian garisbawahi, Suku Sunda dari dulu tidak mengenal kasta sesuai dengan namanaya Padjadjaran (Pajajaran) yang berarti persejajaran atau sejajar. 

Artinya setiap orang mempunyai jabatan tertinggi pada profesisnya masing-masing.

Ragam Blangkon Sunda

Bentuk penutup kepala khas Sunda ternyata banyak ragamnya ya sobat. Makanya kalian jangan heran jika mendapati orang mengenakan iket yang berbeda di acara yang berbeda pula.

Cotohnya, warga Sunda yang kesehariannya lekat dengan dunia beladiri akan terbiasa mengenakan iket yang berbentuk Barangbang Semplak.

Kemudian saat ada penyambutan tamu dan hiburan ada warga yang mengenakan ikat kepala model Julang Ngapak. Ialah Ki Lengser yang harus serba gembira menyambut datangnya tamu.

Fungsi Blangkon Sunda

Di awal kemunculannya, sekitar tahun 1900-an ikat kepala ini digunakan sebagai pengusir lelembut atau jurig berdasarkan kepercayaan masyarakat Sunda zaman dulu.

Selain sebagai ikat yang melindungi kepala, kain tradisional yang sepintas mirip udeng khas Bali ini biasa dipakai sebagai tempat membawa barang kecil. 

Sedangkan fungsi lain yang tak kalah penting bagi pemekainya yang beragama Islam ialah, blangkon Sunda bisa dialihfungsikan sebagai sajadah.

Totopong beungkeut sejak dulu memiliki kedekatan filosofi kebudayaan yang kuat, terutama bagi para pria Sunda yang memakainya.

Dari segi bentuk, terdapat beragam motif yang merupakan simbol religiusitas dari keagamaan dan upacara adat yang dianggap mempunyai peranan penting dalam suatu kelembagaan sosial.

Seperti yang terjadi di instansi pemerintahan Jawa Barat sejak tahun 2013 lalu yang menjadikan blangkon khas Sunda ini sebagai identitas kelembagaannya. 

Jenis atau Ragamnya

Dari segi rutinitas, totopong terdiri atas dua mode, yang pertama ialah wujud tradisionil buhun (tua atau kuno), dan yang ke-2 ialah mode kiwari (hasil perkembangan).

Dalam mode buhun ini kain totopong dibuat persegi empat yang dilipat dengan ketentuan tertentu hingga membuat mode ikat seperti Barangbang Semplak, Julang Ngapak (mode seperti burung), Parekos Jengkol, Buaya Ngangsar dan mode iket lain yang umum digunakan di kampung-kampung adat.

Sekarang mode kiwari, memiliki bentuk telah disamakan supaya bisa dipakai sebagai baju setiap hari seperti Iket Candra Sumirat, Iket Maung Leumpang, Iket Hanjuang Nangtung, Iket Pratis Parekos, Iket Ringkas Makuta Wangsa, Iket Ringkas Mancala Putra, dan Iket Batu Kincir (buatan Ki Dadang).

Semoga artikel Mengenal Blangkon Sunda dengan Makna Khusus ini bermanfaat bagi kalian. ***

0 Response to "Mengenal Blangkon Sunda yang Sarat dengan Makna Khusus"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel