Daftar Peralatan untuk Membatik Tulis Tradisional

Hallo Sobat Batik di seluruh dunia, lama sekali rasanya saya tidak mengupdate blog ini. Padahal saat pemerintah menerapkan kebijakan agar diam di rumah dan menjaga jarak di masa pandemi Covid-19, seharusnya banyak waktu ya, hehe.

Dan kali ini saya kembali menulis, selain juga sudah kangen. Beberapa teman blogger juga beberapa kali menjapri saya, ngingetin agar mengupdate blog.

Langsung saja Sobat Batik, bagaimana kalau kita membahas tentang peralatan yang digunakan para pembatik tulis tradisional? Tentu ada alat tertentu sehingga mampu menghasilkan batik yang begitu indahnya.

Foto : lendah.kulonprogokab.go.id

Peralatan untuk Membatik

Bisa dikatakan komponen utama dalam proses batik membatik tulis selain dari manusia adalah alat dan bahan membatik itu sendiri. Sekreatif apa manusianya jika tidak ditopang peralatan maka hasilnya tidak maksimal.

Pada intinya, peralatan batik yang akan kita bahas adalah piranti yang memudahkan pembatik menyelesaikan kegiatannya. Yaitu membatik. Dan dari waktu ke waktu manusia selalu mencoba melakukan inovasi agar peralatannya semakin mudah dijalankan.

Yang harus Sobat Batik pahami, saat saya bicara soal peralatan maka jangan samakan dengan bahan. Mengapa? Karena peralatan ini tidak habis pakai. Beda dengan bahan, ada yang tak bisa lagi digunakan begitu proses membatik selesai.

Foto : Pinterest

Canting

Nama canting berasal dari Bahasa Jawa, yaitu sebuah alat yang digunakan untuk mengambil lilin batik atau malam yang telah dilelehkan. Benda ini terbuat dari tembaga dan kayu atau bambu. Tembaga ini yang befungsi sebagai penampung lilin cair.

Mengapa harus tembaga? Karena ia merupakan penghantar panas yang baik sehingga saat mengambil lilin cair yang panas tidak cepat dingin atau beku. Tentu merepotkan jika saat lilin cair diambil tetapi begitu cepat membeku.

Sedangkan pegangannya dibuat dari kayu atau bambu dengan tujuan meski tembaganya masih panas, demikian juga dengan lilin cairnya, pegangannya tidak ikut panas. Canting batik terdiri dari tiga bagian utama yakni cucuk, nyamplung dan gagang atau pegangan.

Baca juga : Sepatu Keren Ini Terbuat Dari Karung Goni, Unik Dan Etnik!

Cucuk atau Carat

Cucuk atau carat berbentuk seperti pipa melengkung yang terletak pada bagian paling depan dari canting. Dalam Bahasa Jawa, cucuk biasanya sebutan untuk paruh burung.

Fungsi dari carat adalah lubang sebagai jalan keluarnya cairan lilin batik atau malam. Nah, pasti ada yang bertanya mengapa para pembatik tulis tradisional itu setiap kali harus meniup cantingnya? Jawabannya, agar keluarnya cairan lilin lancar. Tiupan akan mendinginkan suhu malam sebelum digunakan untuk membatik.

Nyamplung atau Nyamplungan

Nyamplungan berbentuk oval agak pipih merupakan badan utama dari sebuah canting batik. Kegunaannya untuk mengambil sekaligus menampung cairan lilin panas dari wajan. Soal pemberian nama, konon karena bentuk dan besarnya mirip seperti buah yang bernama nyamplungan.

Gagang Terong atau Pegangan
Pada umumnya gagang atau tangkai canting batik terbuat dari bambu. Beberapa juga dibuat dari kayu. Terletak di bagian belakang, befungsi  sebagai pegangan ketika sedang membatik tulis.

Wajan dan Kompor Kecil

Wajan berfungsi sebagai tempat penampungan lilin batik ketika sedang dilelehkan dari kondisi awal yang masih beku. Wajan yang dipilih para pembatik lazimnya terbuat dari  bahan alumunium atau tembaga dan diletakkan diatas kompor kecil.

Sementara kompor kecilnya memiliki pengatur besar kecilnya nyala api. Perlu panas yang sesuai agar lilin yang mencair di wajan bisa digunakan untuk membatik. Zaman dahulu kompor ini berbahan bakar minyak gas, namun seiring perkembangan zaman maka digunakan kompos gas,

Meski demikian, tak sedikit yang tetap bertahan dengan anglo dengan arang sebagai bahan bakarnya.

Dingklik

Dingkilk atau kursi kecil merupakan tempat duduk para pengrajin batik saat melakukan proses batik tulis biar tidak cepat capai. Kursi kecil ini dapat terbuat dari bahan kayu ataupun plastik, dengan ketinggiannya menyesuaikan kaki para pengrajin.

Jika Sobat Batik melihat tayangan di televisi ada pembatik yang melakukan proses ini sambil berdiri, bisa dipastikan batiknya cap. Sementara yang kita bahas adalah batik tulis tradisional. Sehingga pembatik masih butuh dingklik yang nyaman.

Gawangan

Gawangan adalah sebuah alat batik yang digunakan sebagai penyangga kain saat proses batik membatik berlangsung. Bisa dibuat dari bambu atau kayu. Bagi beberapa juragan batik, gawangan bisa dihiasi hiasan atau motif yang cukup menarik.

Meja Kayu

Dalam proses batik membatik peralatan ini digunakan sebagai alas untuk menggambar pola motif pada kain batik.

Kegunaan lainnya ialah meluruskan atau meratakan permukaan kain yang kusut sebelum proses batik membatik dilakukan. Kemplongan terbuat dari kayu yang bentuk layaknya meja yang kita kenal. Kemplongan ini terdiri dari kayu, penggilasan kayu dan palu.

Taplak

Fungsinya sama dengan taplak meja, sebagai pelindung. Bedanya taplak bagi pembatik berfungsi sebagai alas ketika proses membatik dengan canting. Alat ini diletakkan antara paha dan kain dengan tujuan  melidungi paha atau kaki pengrajin batik dari tetesan lilin batik yang masih panas.

Untuk taplak yang digunakan tidak membutuhkan kain yang bagus, karena yang dibutuhkan ialah fungsinya mampu melindungi kaki/paha pembatik. Semakin tebal kain taplak maka akan semakin bagus karena tidak tertembus lelehan lilin cair.

Bandul

Bandul merupakan alat pemberat yang gunanya menahan kain batik supaya kain tidak mudah bergeser saat sedang melukis dengan lilin batik. Bandul ini dapat terbuat dari besi, kayu atau apa saja yang digunakan sebagai pemberat.

Nah, peralatan untuk membatik tulis tradisional sudah kita bahas tuntas. Jangan lupa tetap menjaga jarak dan sehat selalu Sobat Batik. Semoga corona segera berlalu. ***

0 Response to "Daftar Peralatan untuk Membatik Tulis Tradisional"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel